Assalammu'alaikum,
Saya punya artikel bagus tentang problem pacaran. Yup betul,
aktifitas yang sudah digandrungi nenek moyang kita dulu sejak jaman
purbakala (lebay.com). Tapi bedanya permasalahan nenek moyang kita dulu
tidak sekompleks jaman sekarang. Kalo dulu berduaan di pojok tegalan
saja sudah dilaporkan ke ketua RT dan RW setempat untuk segera
dinikahkan. Kalo sekarang, hampir di setiap pojokan pasti ada yang
berduaan. Bahkan jika tidak ada yang sedang mojok, malah dicari-cari dan
dipertanyakan "Kemana anak mudanya ini kok gak ada yang mojok?". Nah,
repot kan. Maksiat kok diabsen.
Artikel ini saya ambilkan dari buku Apakah Bibirmu Masih Perawan karya
mas Ustadz Marenda Darwis -maaf saya manggilnya mas, karena sudah biasa
manggil begitu-. Beliau adalah pengasuh Klub Remaja Ceria di
Kediri, khusus menangani problem anak muda. Mulai dari cinta monyet
hingga dicintai monyet, mulai dari zina yang tidak sebenarnya (nah loh!
kayak gimana tuh) hingga zina yang sebenarnya. Beliau juga sempat
dijuluki Ustadz Zina -eittsss!!! jangan berpikir yang aneh-aneh lho
ya!-, itu karena hampir setiap hari yang menjadi pasien beliau alias
curhat adalah para pelaku zina baik yang sekarang masih aktif menjalani
profesinya atau yang sudah pensiun dini alias tobat.
Ini adalah karya pertama beliau disamping empat buku yang lain, dan buku
ini terkenal sebagai buku yang susah dicari. Tapi, boleh jika
difotokopi dan dihadiahkan kepada sodara, anak dan teman anda. Syukur
alhamdulillah saya bisa membawakan secuil dari buku ini kepada anda
-para pengunjung blog saya-, dalam bentuk salinan artikel per bab-nya.
Oke agar serasa membaca bukunya, saya awali dari bab awal. Kalo di
skripsi -maaf ya, yang lagi sentimen sama skripsi saya harus menyebut
istilah ini- namanya Pendahuluan, isinya Latar Belakang, Rumusan Masalah
dll. Tapi nggak perlu seperti itu, karena ini bukan skripsi. So Semoga
bermanfaat :)
Warming Up
Assalammu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Coy!
Sudah
mandi semua? Eh Sorry, masak baru ketemu nanya mandi? Yang bener aja nih. Lha
yang nanya saja juga belum mandi. Eh tau aja lu! Tapi mandi itu penting banget
lho! Menyehatkan, menyegarkan, badan jadi harum, kuman-kuman pada lari.
He..he..maksud saya tuh mo nanya, “Gimana kabar imanmu?”
Alhamdulillah
kalau imanmu tetap terjaga dengan baik dan kamu semua sehat wal afiat.
Karena teman-teman lebih banyak yang ngajak main, nonton bioskop dan pergi ke
konser musik daripada ngajak ke Masjid. Iya kan?
Coba
kamu lihat! Sudah banyak yang tau kalo perilaku sebagian besar temen-temen
seusiamu sangat mengerikan. Jargon-jargon (tapi yang jelas bukan Jargon Ball
yang dikomandani Son Goku) yang menyebutkan kalau mereka (termasuk kamu juga)
adalah tipe the next generation, generasi penerus, generasi harapan
bangsa, atau generasi perubah, seolah menguap persis seperti kalau kamu menguap
waktu ikut pengajian di pojok mushola dekat rumah pak RT. Apalagi yang ngisi
ngaji nggak bisa guyon, wah.. pasti kamu udah pulas plus ngiler panjang sampai
pinggang. Hilang tuh sebutan generasi penerus buat kamu!
Sebenarnya
Allah Yang Maha Perkasa memuji kehebatan kita sebagai pemuda-pemuda idola dan
idaman jika kita beriman. Dalam surat Al Kahfi ayat 13 Allah SWT berfirman: “Kami
ceritakan kepadamu Muhammad cerita yang sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan petunjuk
kepada mereka.”
Tapi
sayang, pujian Allah itu tak membuat banyak teman-teman menyambut dan
menginginkannya. Yang banyak justru pemuda ancaman bangsa bukan
pemuda harapan bangsa. Yang muncul bukan remaja-remaja berotak encer tapi
remaja yang berotak birahi. Tak mengherankan bila ada seorang pengamat
remaja di negeri ini mengatakan kalau bangsa Indonesia sebenarnya telah mati.
Berlebihan memang. Tapi jika melihat kondisi sebagian besar teman-teman kamu
yang mulai kehilangan identitas dan tujuan hidupnya, bukan tidak mungkin jika
lima puluh sampai seratus tahun lagi orang tua kita bakal kehilangan para
penerus dan pemimpin bangsa dan agama ini. Karena para pemudanya tidak tahu
lagi apa yang harus dilakukan terhadap agama dan bangsa ini ke depannya.
Sudah
banyak contoh negara yang hancur dan hilang dari muka bumi ini gara-gara
pemudanya lalai dari amanah meneruskan perjuangan bangsa dan agamanya. Di zaman
modern ada Uni Soviet, Chekoslovakia, dan Yugoslavia. Sementara di abad
pertengahan dulu ada Andalusia dan Abbasiyah. Semua adalah contoh negara yang
pernah ada di muka bumi ini tapi sekarang tinggal nama saja. Tidak tertutup
kemungkinan Indonesia tercinta ini kan? Kamu rela Indonesia hilang dari peta
dunia?
Anyway,
dari sekian banyak kerusakan moral para remaja, yang umum dan sudah kebablasan
plus kronis lagi, adalah masalah pergaulan (baca: sex bebas). Bukan berarti
kerusakan moral yang lainnya enteng dan tidak berbahaya lho! Maraknya narkoba,
tidak punya sopan santun, lemah intelektual, lemah iman, jobless, tidak
punya cita-cita, berani kepada ortu, malas sekolah dan sebagainya, juga butuh
kerja keras, kesabaran dan keseriusan untuk menyelesaikannya. Hanya masalahnya
adalah tidak semua teman-teman terjebak dengan hal-hal itu. Tapi kalau sex
bebas dengan segala modelnya, menjangkiti hampir semua remaja, pemuda bahkan
hampir seluruh lapisan masyarakat.
NGAPAIN
HARUS BACA BUKU INI?
Dalam
buku ini, saya InshaALLAH akan mencoba meluruskan pemahaman kamu tentang gaya
pergaulan yang sebetulnya sudah kebablasan and kronis kayak penyakit TBC
Paru. Tapi aneh bin ajaibnya sebagian teman-teman menganggapnya hal biasa,
wajar bahkan sudah jadi life style, gaya hidup.
Seolah
menjadi kewajiban jika memasuki masa baligh harus memiliki pasangan alias pacar,
dianggap bukan anak muda. Dan kalau sudah pacaran, apalagi jika sudah saling
cocok dan sama-sama mau. Wes.. ewes.. ewes.. bablas imane. Berduaan,
saling pegang (tangan bergerilya menjelajah tubuh), berboncengan super rapat,
nonton bersama, kissing, sampai yang paling ekstrim, senggama
(intercourse), sudah menjadi kebiasaan.
Hasil
survey banyak kalangan menyebutkan lima sampai sepuluh persen (bahkan ada yang
bilang 50%) remaja mengaku pernah melakukan hubungan senggama. Dan hampir 100%
teman-teman kamu yang berpacaran ngaku biasa saling pegang dan kissing, baik
bibir maupun lainnya. Mengapa saling remas dan berciuman merupakan acara
terfavorit sebagian besar teman-teman? Mengapa mereka (kamu juga ya?)
menganggap ini bukan suatu hal yang menyimpang? Jawabannya sangat jelas, karena
hampir semua berpendapat, yang disebut dengan zina – mereka sesungguhnya tahu
betul kalau zina itu dosa besar - jika hanya terjadi senggama. Yaitu masuknya
(maaf) kelamin laki-laki ke dalam kelamin perempuan. Kalau hanya berpegangan,
meremas, berangkulan atau kissing bukanlah zina dan itu hanya dosa kecil
yang bisa hilang cukup dengan berwudhu, tasbih atau istighfar. ABZ, Asal
Bukan Zina. Itulah yang membuat teman-teman tenang dan menganggap sah-sah
saja kissing saat pacaran. Praktek ini terus melaju kencang tanpa ada yang bisa
menghalangi termasuk para orang tua yang mulai kewalahan mengendalikan perilaku
bebas anak tercintanya.
That’s
way, agar segala sesuatunya tidak terlambat, termasuk datangnya
azab Allah yang sangat pedih yang tidak hanya menimpa orang-orang dhalim saja,
sebagaimana pernah disampaikan idola kita Rasulullah SAW, “Jika zina dan
riba telah tersebar luas di suatu negeri maka Allah mengijinkan kehancuran
negerti tersebut.”, sudah seharusnya kamu bersatu padu menyelamatkan negeri
dan agama ini dengan jalan semaksimal mungkin ‘melakukan apa saja’ untuk
merubah paradigma dan perilaku teman-teman, termasuk kamu juga lho, agar faham
tujuan hidup sesungguhnya. Agar bisa
menahan dan memenej nafsu untuk kesuksesannya sendiri di masa yang akan datang.
Mungkin
saya termasuk yang latah ikut-ikutan mengambil tema sex dalam buku ini. Mungkin
begitu! Tapi sebenarnya, saya hanya mencoba mengangkat masalah yang benar-benar
menjadi the biggest reality teman-teman semuanya. Tulisan saya ini
dilatarbelakangi dari ratusan bahkan ribuan, SMS yang masuk ke Kafe Curhat KRC
(Klub Remaja Ceria) yang saya asuh. Dan di sini juga dengan segala keterbatasan
ilmu dan sarana saya mencoba membantu kamu agar menemukan cinta sejati yang
sesungguhnya.
Ucapan
terima kasih yang tak terhingga saya haturkan untuk semua orang yang saya
cintai yang tak mungkin saya tulis satu-persatu: “I love you ‘coz of ALLAH”
Khusus untuk semua ABG dan remaja yang pernah ‘cangkrukan’ dengan saya:
“Selamat berjuang di tempat yang baru, perjuanganmu belum selesai tapi baru
akan dimulai. Masih ingat senjata kita kan? Shalat jama’ah di Masjid, Sholat
Tahajud dan Tilawah Al Qur’an. Jangan pernah ditinggalkan!
Buat
Bapak dan Ibu (Almarhumah): “Sebesar apapun bakti dan balasan nanda buat
njenengan, tak akan bisa menggantikan kasih sayang njenengan pada nanda.
Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaani shoghiiro.”
Spesial
untuk bidadariku tercinta, Erma Dewi Yulianti Mala: “Maafkan suamimu yang
serasa seperti ‘ABG’ terus, dan jazakillah atas semua support, motivasi, dan
pengorbanannya. Semoga Allah memasukkanmu dalam hamba-hambaNya yang mukhlis.
Kecup mesra buatmu dan kecupan sayang mesraku juga buat tiga generasi kita
Muhammad Faqih Mutafannin, Zidane Akbar Al-Mujaddid dan Rayhana Cahaya
Mujahidah.”
Tentu
saja Brur, masih banyak kekurangan dalam buku ini. Dengan tulus ikhlas ane
minta maaf sebesar-besarnya kalau ada yang kurang berkenan dengan tulisan atau
data yang saya sampaikan. Adanya koreksi, nasehat dan kritik dari para ustadz,
da’i dan khusushon kamu semua, adalah asa saya demi perbaikan karya kecil ini.
Terakhir,
semoga karya ini, sesuai niat saya, bisa menjadi sumbangsih bagi perkembangan
dakwah remaja di tanah air dan Allah SWT menjadikan sebagai amal shalih yang
diridhoiNYA. (Ikut Amiin donk! Yang nggak mau amiin tak doain biar cepet
pinter, biar tau rasa loe!)
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar