Adegan Satu
Pacaran Itu Wajib !?
PERNAH JATUH CINTA?
Sudah
bawaan sejak lahir jika memasuki masa baligh akan timbul rasa suka
kepada lawan jenis. Bagi cowok, baligh biasanya dimulai umur 13 tahun
sedangkan cewek 12 tahunan. Laki-laki dimulai dengan ‘mimpi basah’, yaitu
bermimpi berhubungan sex atau merasakan suatu kenikmatan sex
sampai mengeluarkan sperma. Sementara wanita disebut baligh jika sudah
mengalami menstruasi. Tentang menstruasi nggak perlu dijelasin
ya? Saya yakin loe semua dah pada faham. Kalau nggak faham, besok pagi tanya
saja ke ibu pengajar sejarah! Kok guru sejarah? Iya lah, beliau kan juga punya
sejarah menstruasi? Hi.. Hi..
Tapi
tiap orang berbeda-beda kapan mulai balighnya. Apalagi di jaman serba instan
ini, dimana informasi dan ‘pemandangan’ yang bisa meningkatkan libido
birahi sangat mudah ditemui, selain tentunya status gizi yang semakin membaik,
menjadi balighpun juga mengalami akselerasi. Maka kamu nggak
perlu heran kalau ada cewek usia sepuluh tahun sudah pada dapet.
Seneng
kepada lawan jenis adalah manusiawi. Bahkan jika segede ini kamu belum pernah
ngerasain yang namanya jatuh cinta, demen ama seseorang dan tenang-tenang saja
kalau ada cewek or cowok lewat, wah gawat, bencana besar sodara, pasti heboh!
Mumpung belum terlambat, saya sarankan kamu segera periksa ke dokter spesialis
paru-paru dan THT (eh... nggak nyambung lah).
Artinya
jika kamu mulai merasa resah, gelisah, rindu dan sueneeeng banget pada
seseorang, jangan takut, kamu sedang menjalani fitrahmu kok! Nggak usah heran,
bingung, stress, apalagi sampai maagmu kambuh gara-gara melihat
perkembanganmu yang terjadi secara tiba-tiba dan di luar rencana itu. Ingat
waktu kelas 3 SD? Saat itu kamu malu-malu jika ketahuan lagi ngobrol dengan
teman lawan jenismu. Kalau ada yang berani menjodoh-jodohkanmu, pasti akan kamu
kejar walau sampau ke ujung dunia. But now, jangankan marah ketika
dipasang-pasangkan, lha wong nggak ada yang masang-masangin saja berusaha
mati-matian cari pasangan sendiri kok!
Lalu
gimana kok bisa tertarik? Gene, pada usia 12 tahunan, hormon-hormon
seksual kamu mulai diproduksi. Pada cowok mulai muncul hormon testosteron.
Hormon ini berperan untuk mengatur organ-organ reproduksi. Adanya hormon ini
menjadikanmu cowooook banget. Punya kumis bak Zorro, suara berat dan
besar kayak traktor, tubuh kekar mirip Hulk, dan juga ciri pejantan sejati
lainnya. Sementara pra cewek memproduksi hormon estrogen dan progesterone.
Hormon-hormon ini yang membentuk kamu menjadi seorang cewek asli. Dada yang
mulai membesar, suara yang lembut kayak mesin AC, kulit yang halus walau tanpa
di ampelas, atau badan yang mulai seksi, dan seterusnya.
Nah,
semua itu yang membuat ketertarikan antar lawan jenis. Karena memang antara
cowok dan cewek berbeda fisik dan sifat yang masing-masing saling membutuhkan
satu sama lain. Ada chemistry gitu loh. Jadi wajar jika kamu saling
tertarik dan jatuh cinta. Betul nggak?
Allah
juga sangat faham dengan kebutuhan akan cinta pada diri manusia! Di Al Quran
Allah berfirman: “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik
(surga)” (Ali Imran: 14)
Nah,
melihat nikmat Allah yang demikian dahsyat, sangat wajarlah kalau kita harus
bersyukur kepada Allah SWT. Coba bayangin jika Allah tidak membekali kita rasa
cinta kepada lawan jenis. Hiii... trus cinta ini mau tersalurkan dengan apa
eh... dengan siapa? Dengan sesama jenis? Oh.. Tidak... !!!
LEZATNYA
JATUH CINTA
Kalau lagi jatuh cinta rasanya
gimana sih? Rasanya ehm... fly to sky. Romantis, mengharu biru, suka
duka dirasakan bersama, kadang-kadang susah tidur (gimana mo tidur, lha wong
pantatnya lagi jerawatan alias kena serangan jurus seribu bisul!). Pokoknya
nuuikmat Bos! Saking lezatnya cinta, hampir semua lagu dari zaman kuda gigit
besi sampai zaman kuda gigit burger sekarang ini selalu bertemakan
cinta. Lihat lirik lagu Koes Plus, Panbers, Dewa 19, Ada Band, D’Masiv,
SamSonS, Ungu, Cintaaa banget! Itu baru grup band negeri sendiri, belum yang
dari negeri kulon sana. Dan ternyata tidak hanya lagu saja yang mengambil tema
cinta, sinetron dan film kita juga habis-habisan mengusung tema cinta. Why? Ya
itu tadi, karena cinta memang sangat lezat. Sementara setiap kita punya rasa
cinta dan mencintai. Sehingga masyarakat kita khususnya anak-anak muda, akan
mengkonsumsi habis semua yang berbau cinta. Termasuk lagu dan sinetron tadi.
Kamu
sendiri pernah jatuh cinta kan? Pasti setiap kita pernah jatuh cinta. Begitu
lihat makhluk cantik or cewek cakep spontan bergumam, “Duh, siapa tuh?
Aku kayaknya mencintainya, deh!”
Mudah
sekalee bilang cinta! Dikit-dikit jatuh cinta, dikit-dikit jatuh cinta!
Tapi
coba kalau misalkan pertanyaanya begini: “Siapa yang belum pernah
dijatuhcintai?”
Kira-kira
gimana jawabmu? Hayoo... jujur, belum pernah dijatuhcintai, kan? Nggak ada yang
bilang I love you padamu, kan? Nggak ada yang ngajak kamu jadian, kan?
Nggak ada yang PeDeKaTe, kan? Keciaan deh lu! Terang aja nggak ada, sebab kamu
kan jelek, nggak seksi-seksi amat, nggak pantaslah dijatuhcintai! Ha... ha...
pasti pada marah tuh!
But
anyway, kebutuhan akan mencintai dan dicintai sebenarnya sudah
lengket dengan manusia. Meski dia memaka jilbab super besar, meski dia
berjenggot panjang or sebengis Fir’aun sekalipun, urusan mencintai dan dicintai
tetap saja ada pada mereka. Singkat cerita, jika sedang jatuh cinta nggak usah
terlalu resah dan gelisah! Itu nikmat, fitrah, anugerah yang besar dari Allah.
Now,
mau tahu ciri-ciri teman-teman kamu yang sedang jatuh cinta? Mau ngelihat
jerawat wajah-wajah yang didera asmara? Lihat jerawat teman?? Larii...!!!
Eiit... tunggu dulu, ngomong-ngomong sudah pada gosok gigi belum? Baru makan
sambal trasi ya? Kok tahu? Tuh ada cabe masih nempel di gigimu, merah
bangeeeeet! (Jorok!)
Rasa
Rindu
Siapapun
yang sedang jatuh cinta pasti mengalami rasa rindu berat. Romeo-Juliet,
Rama-Sinta, kakek-nenek, mama-papa, fulan-fulanah atau siapapun yang masih
ngaku manusia normal, pasti rindu kalau jatuh cinta. Bohong besar kalo ada
teman kamu yang ngaku jatuh cinta tapi ketika ditanya, “Kamu rindu nggak sama
dia?” Trus dia bilang, “Nggak tuh, aku nggak kangen!”
Kalau
dia memang nggak kangen, hampir bisa dipastikan kalau dia memang nggak begitu
cinta. Sebab cinta itu berbanding lurus dengan rasa rindu. Kalau cintanya Cuma
bernilai empat maka rindunya juga cuma bernilai empat. Kalau rindunya bernilai
delapan maka cintanya juga bernilai delapan. Bawaannya pingiiin ketemu aja!
Kamu pasti pernah merasakannya kan?
Untuk
mengobati rindu (Emang rindu lagi sakit ya? Kamu sudah menjenguknya?) banyak
yang suka mlototin foto do’i yang tersimpan kucel di dalam dompet.
Dengan senyum sendiri sambil memegangi foto itu kamu berkata, “Say, walau ke
ujung dunia pasti akan kunanti, meski ke tujuh samudra pasti ku kan menunggu.
Karena ku yakin kau hanya untukku.” (Sorry... nyontek syairnya Chrisye). Atau
kamu masang foto do’i besar-besar di kamar. Saat mau tidur malam kamu kecup
fotonya pas di keningnya sambil berkata, “I love you full, good morning...
HA... HA... HA...“ (gaya almarhum mbah Surip), Gokil nggak? Ya jelas
gokil, lha wong malam hari ngucapinnya kok good morning, harusnya
kan good luck! Wah, ini lebih gokil lagi!
Satu
story masuk ke Kafe Curhat KRC. Cewek ini mengaku mencintai kakak
kelasnya. Biasalah waktu orientasi banyak kakak kelas yang TP-TP (titip
piutang, tebar pesona, tukang pipis). Nah, nih cewek kena tebar pesonanya sang
kakak kelas. Cuman sang kakak kelas tak tahu kalau dia sedang di-fall in
love-i. Siang malam cewek itu selalu kebayang sang cowok itu. Sholatpun
nggak bisa khusyu’. (Alaaah alasan, padahal sebelumnya juga nggak pernah bisa
khusyu’!)
“Apa
yang harus aku lakukan, Mas? Apa ngomong aja terus terang dengan kemungkinan
diterima atau ditolak? Atau aku pendam saja rasa ini sampai dia tahu sendiri?
Atau aku harus bagaimana? Aku mencintainya dan aku sangat merindukannya!”
“Jika
kuangennya lagi kenceng-kencengnya, apa yang kamu lakukan?” tanya saya. Dia
bilang kalau kamar dan beberapa bukunya dipasang foto cowok itu serta menulis
namanya di berbagai tempat di kamarnya. MasyaALLAh! Ini ni, namanya cintaa
banget. Ngalahin cintanya Rama ke Sinta dalam cerita Ramayana. Rama tuh,
walau cintaa banget sama Sinta, nggak pernah bela-belain masang foto Sinta di
kamarnya. Apalagi bawa foto Sinta di dompet. Betuuuul?
Yang
ini lain lagi! Dua insan berlainan jenis sudah jadian satu tahunan. Karena
keduanya berlainan kota yang jaraknya jauh, mereka hanya bisa bertemu dua bulan
sekali. Di awal-awal mereka jadian, rasa rindu begitu menghebat . Tapi di
bulan-bulan berikutnya, rasa rindu yang biasanya terobati dengan perjumpaan,
entah siapa yang memulai, aktifitas ngapelnya diwarnai dengan adegan saling
raba, saling cium dan sang cewek pernah mengaku kalau sering petting.
Atau
cerita seorang cowok yang mengaku pacaran jarak jauh dengan ceweknya hanya
melalui handphone. Tetapi isi SMSnya semuanya berbau sex. Akhirnya,
menurut pengakuanya, ia selalu onani setelah ber-SMS ria dengan pacarnya.
Beginikah
rindu? Jelas bukan! Tapi paling tidak mereka sudah membuktikan kalau saling
cinta pasti ada keinginan untuk bertemu sesering mungkin. Walau, sorry nih,
caranya tidak benar. Tapi itulah cinta. Itulah rasa rindu. Seperti dua
sisi mata uang yang tak mungkin dipisahkan.
Rela
Berkorban
Orang
kalau sudah jatuh cinta dua pertiga akalnya hilang. Dia rela berkorban
dan apa pun dilakukan asal bisa mendapatkan buah hati atau pujaannya. Demikian
kira-kira kata pujangga cinta.
Dia
rela mengorbankan dirinya demi sebuah nama, cinta. Ya, cinta. Nggak masuk akal?
Tapi itulah kenyataanya, orang yang dilanda cinta dua pertiga akalnya hilang.
Ini
kuis bagi yang lagi jatuh cinta, harus dijawab! Umpama orang yang kamu cintai
jauuuh di pelosok. Jalan belum diaspal, listrik belum kepasang, melewati tujuh
belas kuburan (kuburan semut kali?), hujan lagi! Datang nggak?
Saya
yakin dengan semangat juang 45, semangat juang 66 dan semangat juang reformasi
kamu akan mendatanginya. Kamu rela basah kuyub, rela ketemu Suster Ngesot
sampai Pocong ngesot, atau Mak Lampir yang lagi ngamen (Nggak takuut...! Tapi
teriaknya sambil lari kenceng) or sampai motor kamu habis bensin
berliter-liter, semua itu tak jadi masalah. Yang penting tujuan tercapai,
nyampai di rumah doski, TITIK! Pengorbanan seperti itu sudah menyatu dengan
rasa cinta.
Contoh
lain? Pernah dengar orang yang suka mengoleksi uang kuno? Demi kecintaanya pada
uang kuni, apapun halangannya akan dihadapi. Misal uang kuno itu ada di negeri
para Nabi, Palestina, yang sekarang sedang bergolak. Kolektor ini akan tetap
berusaha mendatanginya juga untuk bisa mendapatkan uang kuno itu, apapun
resikonya. Nggak peduli harus keluar uang banyak, nggak peduli harus bertaruh
nyawa, yang penting dapat uang kunonya.
Kamu
herman, eh..heran?
“Weleh..
weleh.. kok ngoyo banget toh. Apa nggak eman waktu dan duitnya
untuk hal seperti itu? Ah.. Ngapain bela-belain demi uang yang nggak ada
harganya? Daripada untuk sekeping uang kuno, mending untuk beli baju and main Playstation!
Gimana sih mikirnya? Tapi bagi yang sudah cinta luar biasa pada uang kuno,
semua itu tak jadi masalah. Resiko apapun tampak kecil.
Nggak
usah jauh-jauhlah. Kamu sendiri kalo lagi jatuh cinta sama anak baru tetangga
kelas, apapun akan kamu lakukan meski halan rintang menghadang. Ngaku! Pasti
kamu akan berteriak keras rawe-rawe rantas Malang – Malang... Surabaya –
Surabaya... Solo – Solo..., hayo mumpung masih kosong kursinya. Persis
teriakan kondektur bis pas lewat di depan rumahmu! Itulah cinta. Pengorbanan
sebesar apapun tetap dilakukan asal mendapatkan apa yang dicintainya.
Terasa
Indah
Ini
lanjutan dari dua hal di atas. Kalau sudah cinta maka akan muncul rindu, trus
dia rela berkorban. Meski pengorbanannya besar, baginya akan terasa indah.
Masih ingat contoh di atas? Walau harus melewati tujuh belas kuburan, rasanya
seperti tamasya ke Dufan Ancol. Jalan yang belum beraspal dianggap saja sedang Balapan
Motor GP dimana seluruh stasiun televisi dunia me-relay aksimu. Tapi begitu
nyampek di rumah sang do’i semua pengorbanan itu seolah tergantikan. Segala
capek hilang. Yang ada hanya rasa indah yang luar biasa. Bahkan ada pepatah
mengatakan kalau cinta sudah melekat tahi kucing terasa coklat. Haa.. ? tahi
kucing rasa coklat? Lu kehabisan obat ya, masak tahi kucing rasa coklat? Emang
pernah makan tahi kucing? Hiii... sorii berat! Yang bener itu bukan terasa
coklat tapi tahi kucing warnanya coklat!
Kata
teman-teman yang biasa pacaran, kalau pas mojok di sudut kebun saat pacaran,
rasanya indaaaaah.. banget. Meski gelap, banyak nyamuk Aides Aegypti-nya,
muncul penampakan (penampakan ortu yang mengintai kita), serta dalam keadaan
terancam ditangkap hansip sekalipun, semuanya tetap terasa indah. Saat sang
cewek mencubit mesra sang cowok, sakiiit! Sang cowok malah merasakan
nikmatnya cubitan. Bahkan pingin nambah lagi dan bilang, “Alaah.. beraninya
cuman nyubit tangan doang. Kalo berani nyubit bagian lainnya donk? So,
orang yang sedang jatuh cinta memang merasakan keindahan dalam pengorbanannya.
Itulah
ciri-ciri temanmu yang sedang dimabuk cinta. Paling tidak memenuhi tiga hal di
atas: rindu, rela berkorban, dan terasa indah. Kalau kamu sendiri
gimana? Sedang jatuh cinta nggak? Sudah punya sasaran tembak?
Kalo
gitu, kira-kira harus segera pacaran dan bercinta donk? Eiit.. tuinggu dulu !
Siapa yang menyuruhmu bercinta? Ngawur saja kalau ngomong! (marah neeeh..)
Memang benar kamu harus mewujudkan rasa cinta ini kepada teman yang paling kamu
sukai, tapi harus diingat bahwa cinta tidak selalu identik dengan pacaran. Cinta
itu bisa diwujudkan dengan pernikahan, persahabatan or saling mengasihi karena
memang dia perlu dikasihani, seperti anak yatim, anak-anak terlantar dan
sebagainya.
Truzz...
gimana donk menyalurkan hasrat ketertarikan kepada lawan jenis? Kalau pas suka
sama seseorang, apa yang harus aku lakukan? Kalau lagi rindu sama do’i apa yang
mesti aku kerjakan?
JIKA
JATUH CINTA
Masalahnya
kalau kita sekarang benar-benar jatuh cinta kepada teman sekelas, tetangga,
anak bapak guru, anak pak lurah, or anak orang lain bagaimana? Tembak
langsung apa ditahan saja yang lama-lama bisa jadi jerawat? Or nunggu
dia ngungkapin dulu? Gimana hoy? Binguuuung...!
Sebelum
ketemu jawabannya, yuuuk... kita telusuri dulu mengapa kita suka pada
seseorang. Kira-kira apa yang membuatmu senang pada seseorang? Trus ngapain
bayangannya selalu nongol di kelopak mata tanpa pernah kita undang sama sekali?
Ada
yang suka pada seseorang karena wajahnya cakep abiiz, ada yang tertarik karena
tubuhnya yang seksi dan atletis, ada pula yang suka karena wajahnya keibuan
atau ada yang suka karena kepribodianya... eh... kepribadiannya lembut, atau
ada yang suka karena bapaknya kaya raya (emang mo nikah dengan bapaknya?), dan
sebagainya.
Sebenernya
kamu mencintai seseorang karena semua apa yang kamu impikan tentang pasangan
idealmu ada pada dirinya. Dan begitu melihatnya, langsung otak kamu bilang,
“Lha, ini kan yang selama ini kuimpi-impikan? Ini nih, yang pas buat gue!”
Tapi
cinta tidak bisa dilarang atau dipaksakan. Misal ada yang maksa-maksa kamu
untuk mencintai seseorang, “Kamu harus mencintainya karena dia itu baik, cakep
dan pintar!” Wah, terang aja kita tolak. Memang nggak cinta, bagaimana mau
menerimanya? Meski dia cakep, kaya, keren, or berbody seksi, tapi kalau dalam
hati ini sukaa banget mau gimana lagi? Yah, dengan terpaksa... mauu donk!
Atau
ada yang melarangmu mencintai seseorang, “Kamu nggak boleh mencintainya,
titik!” Mungkin kamu nggak bisa nolak karena yang melarang adalah ortu kamu.
Tapi karena udah cinta, dalam hati ini cinta itu tetap bersemi indah. Raga
boleh berpisah tapi hati kami tetap bersatu. (Ceilaaah... sok puitis, gombal).
Meski Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi melarang percintaanmu tapi
karena kadung cinta, cinta akan tetap tersenyum indah.
Nah,
karena cinta itu urusan hati maka dia nggak mungkin berbohong. Tapi tunggu
dulu! Meski cinta nggak mungkin berbohong tapi rasa suka bisa keliru karena
dominasi nafsu atau akal yang salah pilih.
Contohnya
gene. Kamu mati-matian cinta pada seseorang. Cintamu murni karena kamu memang
bener-bener menyukainya. Tapi sebelumnya sudah banyak yang bilang padamu kalau
dia itu playboy or playgirl misalnya. Atau orang-orang juga bilang kalau
dia pecandu narkoba, bukan anak baik-baik. Tapu semua itu kamu anggap angin
lalu. Bahkan kamu bilang sebagai ujian cinta untuk membuktikan ‘keimanan’
cintamu. Cinta yang seperti inilah yang disebut cinta buta. Yaitu cinta
yang lebih mengedepankan nafsu atau akal yang salah sasaran. Cinta seperti
inilah nantinya yang akan menjerumuskan pelakunya pada kesengsaraan, cepat atau
lambat. Masih ingat kan kalau cinta itu bisa membawa kebahagiaan atau
kesengsaraan?
Karena
memang seperti itu karakter cinta, yang tidak bisa dilarang sekaligus juga
tidak bisa dipaksakan, yang paling mungkin dalam memperlakukan cinta adalah mengikat
dan memenejnya dengan baik. Tanpa menejemen yang baik, cinta yang
sebenarnya memiliki keindahan bisa membawa kesengsaraan dan kesedihan yang
berlipat-lipat. Sering dengar kasus hamil di luar nikah, perkosaan, atau
pembunuhan gara-gara cemburu? Atau cerita tentang bunuh diri gara-gara broken
heart? Semua itu berawal dari menejemen cinta yang kurang benar. Dan
biasanya sad ending, perpisahan permusuhan bahkan killing.
Kalo
mengikat cinta? Hanya satu, dengan ikatan agung nan suci yang bernama pernikahan.
Hah... nikah? Giman toh Mas, solusinya kok nikah? Nggak kebayang deh! Belon
siaap! Masih sekolah! Tenang... tenang... sabar... sabar! Baca dulu... baru
ituuu..
Maka
jika kamu sedang dilanda cinta, yan harus kamu lakukan adalah berpikir secara
jernih dan dewasa apakah cintamu ini murni atau hanya cinta nafsu?
Cintamu memang bener-bener untuk persiapan menikah or hanya untuk seneng-seneng
saja? Karena banyak juga yang cintanya hanya karena body saja bukan karena
kepribadiannya. Atau kamu pacaran saja supaya...
Ingin
tahu jawabannya? Lanjuut...
MENGAPA
HARUS PACARAN ?
Berikut
beberapa alasan kenapa sebagian teman-teman kamu melakukan pacaran. Kamu boleh
memilih diantara yang saya tulis.
Pacaran
Sebagai Aktualisasi Cinta
Salah
satu bentuk penyaluran rasa cinta yang paling banyak dianut adalah dengan
berpacaran. Kenapa harus dengan pacaran? Apakah pacaran the only one
solusi penyaluran cinta? Apakah kita pacaran serius untuk menuju jenjang
pernikahan or just having fun? Atau kamu pacaran biar tidak dibilang
anggota PJRI (Partai Jomblo Raya Indonesia)? Apakah pacaran juga mengandung
vitamin A???
Banyak
teman kamu bilang kalau pacaran sebagai salah satu cara aktualisasi cinta.
Maksudnya, mereka berpacaran sebagai cara untuk mengungkapkan anugerah Allah
SWT yang bernama cinta.
“Wajar
kan jika jatuh cinta? Apanya yang salah? Saya sangat menyukainya dan diapun
juga menyayangiku. Asyik kan?”
“Biasa
sajalah, toh semua remaja seperti itu! Kalau nggak pacaran alias jomblo,
kita-kita dianggap nggak laku donk!”
“Kalau
udah sama-sama suka, apalagi bentuknya kalau tidak pacaran?”
Dan
masih banyak lagi alasan teman-teman kamu yang memilih pacaran sebagai
aktifitas andalan di masa remaja mereka. Dan mereka ‘tidak salah’ beralasan
seperti itu. Ketika berbaur dengan banyak teman, ternyata anggota di peer
groupnya pacaran semua. Akhirnya dia berkesimpulan bahwa setiap remaja
harus berpacaran. Ini semua berawal dari paradigma atau sudut pandang kita
yang sejak awal mengartikan bahwa cinta sebagai sesuatu yang harus diwujudkan
dengan kasih mesra. Dan itu bernama pacaran.
Maka
begitu jatuh cinta, yang biasanya dilakukan adalah PeDeKaTe, tembak, dan
jadian. Kalau nanti di tengah jalan ada ketidakcocokan, gampang saja, putus,
truz cari partner lagi dengan metode yang sama sambil mengevaluasi
‘kerja’ yang lalu. Oleh karenanya banyak yang merasa stres jika udah
tujuh belas tahun ternyata masih jomblo. Kok belum laku-laku ya?
Ada
yang ngirim SMS ke Kafe Curhat kalau sampai usia 19 tahun dia masih jomblo,
sementara teman-temannya sudah pada ‘laku’ semua. Rasanya dunia sepii sekali.
Tiap Sabtu malam dia ngrasa seolah dunia sedang mentertawakannya karena
sendiri. “Duh Mas, gimana ini?”
So,
pacaran memang salah satu bentuk aktualisasi cinta seseorang yang mulai
menginjak usia baligh (ini kata sebagian teman-teman lho!). Ngejomblo? Apa kata
dunia!!
Pacaran Sebagai Proses Saling
Mengenal
Ini juga yang sering menjadi
alasan banyak teman kamu yang menjadikan pacaran sebagai salah satu menu wajib
mereka.
“Mana
mungkin kita-kita yang cakep ini menikah dengan orang yang belum kita kenal?
Lagi pula bagaimana kita bisa tahu keluarga, pendidikan, atau behaviornya
kalau nggak saling kenal?”
“Nikah
tanpa kenal dulu? Gimana malam pertamanya?”
Dan
sekali lagi cara untuk mengenal pasangan itu mereka maknai dengan pacaran.
Biasanya,
yang sering berpacaran pasti tahu nih, cewek dan cowok yang sedang berpacaran
berusahan menggali kepribadian pasangannya. Katanya, dengan sesering mungkin
ketemu akan more deep n wide dalam pengenalan terhadap pasangannya.
Kalau perlu bisa dirasakan bibir, dada atau anggota tubuh lainnya sebagai bukti
cinta. Kalau dirasa sudah klop dan cocok, mereka yang memang deeply in love
akan meneruskan ke jenjang pernikahan. Tapi yang hanya having fun alias senang-senang
saja, mereka berpacaran hanya untuk ‘mengenal’ bibir dan kelamin pasangan
masing-masing. Setelah mengenal dan tahu rasanya, mereka berpisah untuk
‘kenalan’ dengan bibir dan kelamin lainnya.
Jadi,
pacaran, sekali lagi menurut mereka, memang salah satu cara untuk mengenal pasangan
masing-masing. Hanya yang perlu dipertanyakan adalah apakah efektif mengenal
pasangan dengan pacaran? Apakah ada kepastian kalau pasangan kamu jujur? Sangat
mungkin pasangan kamu berbuat dan bicara yang baik-baik saja di depan kamu,
sementara di luar kamu tidak tahu apa yang dilakukan sesungguhnya! Saya yakin
tidak semua yang berpacaran berani dengan jujur mengatakan apa adanya. Because
if mengatakan apa adanya, khawatir ketahuan sifat aslinya yang suka
kentutan sehingga dia kecewa dan meninggalkanmu, padahal kamu masih cinta
banget. Maka banyak pasangan mengandalkan jurus sedikit berbohong demi
menyelamatkan hubunganya. Padahal kebohongan pertama biasanya akan menuntu
kebohongan berikutnya.
Pacaran
Karena Perintah Orang Tua
Di
jaman serba bersaing seperti ini hampir semua orang ingin jadi yang terdepan
atau terbaik. Tentu sangat baik kalau persainganya dalam hal kebaikan dan
prestasi akademik. Dan hendaknya kamu semua turut serta di dalamnya sebagai
pemain-pemain kebaikan. Hanya sayang, tidak setiap kita punya minat untuk
menjadi pemain-pemain kebaikan. Dan kenyataanya tidak sedikit diantara kita
yang justru mendapat support dari ortu untuk melakukan hal di luar
kebaikan. Salah satunya mengejar seseorag yang kita incar. Bukan motivasi untuk
menjadi menejer perusahaan tapi malah dikomporin buat mengejar anak
menejer perusahaan.
Hare
genee masih jomblo? Pasti bingung bukan kepalang. Apa pasal? Ternyata ortu juga
gelisah karena anak yang teramat sangat disayanginya sampai usia 17 tahun belum
punya gebetan. Padahal kalau sudah sweet seventeen sebagian dari
kamu sudah dapat ijin pacaran dari ortu.
“Gimana
toh Nak, kok belum laku juga? Kan Papa sudah modalin kamu banyak uang?”
“Kok
di rumah saja Nak? Apa nggak ada yang kamu apelin? Tuh, mobil Papa pakai saja!”
Karena
motivasi dan provokasi dari ortu seperti itu, tentu kita sungkan untuk
tak punya pacar. Dengan alasan seperti itulah banyak teman kamu yang berpacaran
memakai slogan ‘membantu orang tua’. Kalau kamu?
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar