Husnudhan secara
bahasa berarti “berbaik sangka” . lawan katanya adalah suuzan yang berarti “berburuk
sangka” atau apriori ,skeptis ,dan sebagainya. Seorang yang memiliki sikap
husnudhan akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, dan hatinya bersih
dari prasangka yang belum tentu kebenaranya Sebaliknya orang yang pemikiranya
senantiasa dijelajahi oleh sikap suuzan akan memandang sesuatu selalu jelek.
seolah-olah tidak ada sedikitpun kebaikan dalam pikiranya dan cenderung
menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya.
A. Akhlak terhadap orang tua
Orang tua adalah penyebab perwujudan
kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu
bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga
banyaknya., plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih.
Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan
bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa
beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak
bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban
dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.
Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya.
Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya.
1. Kewajiban kepada ibu
Kalau ibu merawat jasmani dan
rohaninya sejak kecil secara langsung, maka bapak pun merawatnya, mencari
nafkahnya, membesarkannya, mendidiknya dan menyekolahkannya, disanping dusaha
ibu. Kalau mulai menganduna sampai masa muhariq (masa dapat membedakan mana
yang baik dan buruk), seorang ibu sangat berperan, maka setelah mulai memasuki
masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya, mendidiknya dan
mempertumbuhkannya menjadi dewasa, namun apabila dibandingkan antara berat
tugas ibu dengan ayah, mulai mengandung sampai dewasa dan sebagaimana perasaan
ibu dan ayah terhadap putranya, maka secara perbandingan, tidaklah keliru
apabila dikatakan lebih berat tugas ibu dari pada tugas ayah. Coba bandingkan,
banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya,
yang hanya seorang ibu saja yang dapat mengatasinya tetapi sebaliknya banyak
tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh seorang ibu. Barangkali karena demikian
inilah maka penghargaan kepada ibunya. Walaupun bukan berarti ayahnya tidak
dimuliakan, melainkan hendaknya mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya
dalam cara memuliakan orang tua.
2. Berbuat baik kepada ibu dan ayah,
walaupun keduanya lalim
Seorang anak menusut ajaran islam
diwajibkan berbuat baik kepada ibu dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun.
Artinya jangan sampai si anak menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun
seandainya orang tua berbuat lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak
semestinya, maka jangan sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas,
mengimbangi ketidakbaikan orang tua kepada anaknya, allah tidak meridhainya
sehingga orang tua itu meridhainya.
Menurut ukuran secara umum, si orang
tua tidak sampai akan aniaya kepada ananya. Kalaulah itu terjadi penaniayaan
kepada orang tua kepada anaknya adalah disebakan perbuatan si anak itu sendiri
yang menyebabkan marah dan aniayanya orang tua kepada anaknya. Didalam kasus
demikian seandainya si orang tua marh kepada anaknya dan berbuat aniaya
sehingga ia tiada ridha kepada anaknya, allah pun tidak meridhai si anak
tersebut lantaran orang tua.
3. Berkata halus dan mulia kepada
ibu dan ayah
Segala sikap orang tua terutama ibu
memberikan refleksi yang kuat terhadap sikap si anak. Dalam hal berkata pun
demikian. Apabila si ibu sering menggunakan kata-kata halus kepada anaknya, si
anak pun akan berkata halus. Kalau si ibu atau ayah sering mempergunakan
kata-kata yang kasar, si anakpun akan mempergunakan kata-kata kasar, sesuai
yang digunakan oleh ibu dan ayahnya. Sebab si anak mempunyai insting menir yang
lebih mudah ditiru adalah orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua,
terutama ibunya. Agar anak berlaku lemah lembut dan sopan kepada orang tuanya,
harus dididik dan diberi contoh sehari-hari oleh orang tuanya bagaimana sianak
berbuat, bersikap, dan berbicara. Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut
ajaran islam harus berbicara sopan, lemah-lembut dan mempergunakan kata-kata
mulia.
4. Berbuat baik kepada ibu dan ayah
yang sudah meninggal dunia
Bagaimana berbuat baik seorang anak
kepada ibu dan ayahnya yang sudah tiada. Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran
islam sebagaimana yang disiarkan oleh rasulullah dari Abu usaid :
Artinya : Abu usaid berkata
:”kami pernah berada pada suatu
majelis bersama nabi, seorang bertanya kepada rasulullah: wahai rasulullah,
apakah ada sisa kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang aku untuk
berbuat sesuatu kebaikan kepada kedua orang tuaku. “rasulullah bersabda: ”ya,
ada empat hal :mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati /
melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan
bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua
orang tua.
Hadist ini menunjukkan cara kita
berbuat baik kepada ibu dan ayah kita, apabila beliau-beliau itu sudah tiada
yaitu:
- Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada allah dari segala dosa orang tua kita.
- Menepati janji kedua ibu bapak. Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai janji kepada seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati janji tersebut. Umpamanya beliau akan naik haj, yang belum sampai melaksanakannya. Maka kewajiban anaknya menunaikan haji orang tua tersebut.
- Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya ibu atau ayah mempunyai teman akrab, ibu atau ayah saling tolong-menolong dengan temannya dalam bermasyarakat. Maka untuk berbuat kebajikan kepada kedua orang tua kita yang telah tiada, selain tersebut di atas, kita harus memuliakan teman ayah dan ibu semasa ia masih hidup.
- Bersilalaturrahmi kepada orang yang kita mempunyai hubungan karena kedua orang tua. Maka terhadap orang yang dipertemukan oleh ayah atau ibu sewaktu masih hidup, maka hal itu termasuk berbuat baik kepada ibu dan bapak kita yang sudah meninggal dunia.
Tetapi bagaimana jikalau kita ingin
berbuat baik kepada ibu dan ayah serta patuh terhadapnya,
terkadang perintah yang di berikannya tidak sesuai dengan ketentuan islam.
Adapun cara menghadapi perintah
kedua orang tua yang bertentanga dengan ajaran islam:
- Jika suatu saat kamu disuruh berbohong oleh ibu atau ayah, sebaiknya katakan kepada keduanya bahwasanya allah melihat kita.
- Jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.
- Ayah dan ibu itu manusia biasa yang tak luput dari kesalaha dan kekurangan. Jangan posisikan kedua orang tua seperti nabi yang tak pernah berbuat salah. Maafkan mereka, bila kita anggap cara dan perintah orang tua bertentangan dari hati nurani atau nilai-nilai yang kamu yakini kebenarannya.
Akhlak
terhadap orang tua (ayah dan ibu)
Wajib
bagi umat Islam untuk menghormati kedua orang tuanya, yaitu dengan berbakti,
mentaati perintahnya dan berbuat baik kepada keluarganya, di antaranya :
a) Berbicara dengan perkataan yang baik.
Firman Allah SWT dalam Q.S. 17/Al-Isra : 23 :
وَقَض رَبُّكَ اَلاَّتَعْبُدُوْا
اِلاّ اِيَّاهُ وَبِالْولِدَيْنِ اِحْسنًاط اِمَّايَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ
الْكِبَرَاَحَدُهُمَا اَوْكِلاَهُمَا فَلاَتَقُلْ لَّهُمَا اُفٍّ وَّلاَ
تَنْهَرْ هُمَاوَقُلْ لَّهُمَا قَوْلاًكَرِيْمًا.
Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kaduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataanm yang
mulia. (Q.S. al-Isra’ : 23)[1][28]
Daftar pustaka
http://iwansubhan.blogspot.com/2011/01/husnuzan-dan-taubat.html
http://jokosiswanto77.blogspot.com/2010/06/bab-4-husnuzan-sebagai-perilaku-terpuji.html
Rahayu ,Suci & Toifuri, 2007 Pendidikan
Agama Islam SMA ( Jakarta: Ganesa Exact)
Sya’rawi, Syeikh Mutawalli 2006 Kenikmatan
Taubat (Jakarta : QultumMedia)
[1]
Suci Rahayu & Toifuri, 2007 Pendidikan Agama Islam SMA (Jakarta:
Ganesa Exact).hlm, 41
[2]
http://jkpka-triyat.blogspot.com/2008/11/focus.html (diakses, 19 April 2011)
[3]
Ibid,._
[5]
Pendidikan Agama Islam SMA,.hlm 42
[6]
http://jokosiswanto77.blogspot.com/2010/06/bab-4-husnuzan-sebagai-perilaku-terpuji.html (diakses, 3 Mei 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar